RSS

PRINSIP DASAR KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Karakteristik Sumber
 
Sumber merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan komunikasi. Dalam hal ini, ada 3 (tiga) karakteristik sumber yang perlu diperhatikan yakni: credibility (kredibilitas), attractiveness (daya tarik) dan power (kekuasaan/kekuatan). Dengan demikian dari segi sumber keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kredibilitas, daya tarik, serta kekuatan/kekuasaannya untuk mempengaruhi pihak penerima.

Bentuk dan Teknik Perjanjian Pesan

Bentuk dan teknik penyajian pesan pada dasarnya mencakup 2 (dua) aspek: struktur dan daya tarik (appeals). Struktur pesan menunjuk pada cara mengorganisasikan elemen-elemen pokok dari pesan. Cara pengaturan struktur pesan mencakup 3 (tiga) hal: sisi pesan, urutan penyajian dan penarikan kesimpulan. Sementara itu, ada 4 (empat) pendekatan yang dapat dipergunakan agar penyajian pesan menarik perhatian khalayak. Keempat pendekatan tersebut adalah: fear appeals, Rational appeals, emotional appeals, dan pendekatan humoris.

Karakteristik Saluran Komunikasi
 
Terdapat tiga saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat: saluran komunikasi personal, media massa dan media tradisional. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Kombinasi penggunaan dari ketiga saluran komunikasi tersebut akan menghasilkan dampak yang lebih optimal.
Pemilihan satu atau beberapa media sebaiknya didasarkan atas 2 (dua) pertimbangan. Pertama, pertimbangan yang menyangkut karakteristik media. Kedua, pertimbangan yang menyangkut karakteristik isi dan penyajian pesan yang akan disampaikan (karakteristik kreatif).

Karakteristik Khalayak
 
Khalayak bukanlah merupakan sekumpulan individu-individu yang bersikap dan bertindak pasif. Khalayak, aktif dan juga selektif. Terhadap isi pesan yang sama, boleh jadi akan terdapat perbedaan-perbedaan di kalangan khalayak mengenai perhatian, pemahaman anggapan serta tindakan yang timbul.
Terdapat sedikitnya 8 (delapan) karakteristik khalayak yang perlu diketahui. Kedelapan karateristik tersebut adalah: (1) khalayak adalah penggarap informasi (2) khalayak adalah problem solver, (3) khalayak adalah mediator, (4) khalayak selalu mencari pembela, (5) khalayak adalah anggota kelompok, (6) khalayak adalah kelompok (7) khalayak mempunyai selera, dan (8) khalayak adalah, khalayaknya suatu medium.
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOMUNIKASI DAN BUDAYA

Peranan Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
 
Kebudayaan berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi yang artinya budi dan akal. Jadi kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Secara luas kebudayaan artinya pikiran, karya, dan hasil karya manusia. Secara sempit maksudnya ialah sesuatu yang indah atau seni.
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu kebudayaan ideal, sistem sosial, dan kebudayaan fisik. Setiap kebudayaan juga mempunyai tujuh unsur universal, yakni unsur-unsur yang selalu ada dalam setiap kebudayaan. Yaitu sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, dan sistem teknologi dan peralatan.
Fungsi kebudayaan terutama kebudayaan ideal adalah mengatur, mengendalikan, dan memberi arah pada tingkah laku dan perbuatan masyarakatnya. Untuk melestarikan nilai-nilai budayanya, setiap kebudayaan memiliki "harapan budaya". Artinya, harapan masyarakat kebudayaan bersangkutan terhadap para anggotanya untuk bertingkah laku sesuai adat istiadat tersebut.

Pengaruh Kebudayaan terhadap Komunikasi
 
Keberhasilan komunikasi banyak ditentukan oleh tercapainya persamaan makna (maksud) antara komunikator dan komunikan. Persamaan makna itu sendiri dapat terjadi jika ada persamaan term of reference dan field of experience antara para partisipan komunikasi. Dan persamaan kedua faktor tersebut dapat tercapai jika ada persamaan latar belakang budaya pihak-pihak yang berkomunikasi.
Nilai-nilai, norma, dan keyakinan, yang merupakan unsur-unsur kebudayaan mempengaruhi persepsi dan sikap. Unsur-unsur kebudayaan tersebut mempengaruhi positif, negatif, atau netralnya makna (hasil penafsiran).
Di samping sebagai tingkah laku yang diajarkan, komunikasi sekaligus berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan budaya suatu generasi ke generasi berikutnya. Baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi Antar Budaya dan Pemakaiannya
 
Yang dimaksudkan dengan komunikasi antarbudaya komunikasi antara orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan budaya tersebut dapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, negara, hingga dunia. Dalam komunikasi antarbudaya dikenal pula interaksi antara kebudayaan dominan dan kebudayaan sub ordinat.
Perbedaan budaya dapat menimbulkan konflik. Untuk masa kini komunikasi antarbudaya telah menjadi pusat perhatian orang, baik sebagai individu, domestik, maupun internasional. Komunikasi antarbudaya juga penting dalam melaksanakan difusi inovasi.
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOMUNIKASI MASSA

Pengertian dan Karakteristik Komunikasi Massa
 
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Media massa dapat dikelompokkan ke dalam; media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa cetak meliputi koran, majalah, dan buletin. Media massa elektronika mencakup radio, televisi, dan film. Ada tujuh ciri khas atau karakteristik dari komunikasi massa, yakni : (1) komunikasi melalui media massa ditujukan kepada khalayak luas; (2) bentuk komunikasi melalui media massa bersifat umum bukan pribadi; (3) pola penyampaian pesan secara cepat; (4) penyampaian pesan melalui media massa berjalan satu arah; (5) kegiatan komunikasi massa dilakukan terencana, terjadwal, dan terorganisasi; (6) penyampaian melalui media massa dilakukan secara berkala; dan (7) isi pesan media massa mencakup berbagai bidang kehidupan manusia.

Proses dan Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa
 
Kegiatan melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Redaksi yang bertindak sebagai "gatekeeper" menjalankan fungsi decoding, interpreting, dan encoding yakni membaca, menyeleksi dan memutuskan hal-hal yang akan dimuat atau disiarkan media tersebut. Setelah melewati gatekeeper ini, pesan-pesan tersebut disebarkan atau disiarkan pada khalayak. Demikian pula halnya dengan khlayak. Mereka juga akan menyeleksi dan menginterpretasikan pesan-pesan media. Karena proses komunikasi massa ini berlangsung satu arah, umpan balik (feedback) bersifat dugaan atau tertunda. Misalkan, bila seseorang tidak tertarik dengan suatu acara, ia akan berhenti melihat secara tersebut. Secara umum, khalayak akan tertarik pada pesan-pesan media apabila isinya mengandung unsur-unsur sebagai berikut : (1) "novelty" (sesuatu yang baru), (2) kedekatan jarak (fisik dan psikologis), (3) popularitas (mencakup tokoh, organisasi atau kelompok; tempat dan tanggal yang penting dan terkenal); (4) konflik atau pertentangan baik dalam bentuk kekerasan maupun menyangkut perbedaan nilai dan pendapat, (5) humor, (6) seks dan keindahan, (7) emosi dan simpati, (8) nostalgia, dan (9) Human interest.

Fungsi Komunikasi Massa
 
Secara garis besar fungsi komunikasi massa ada dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial, yaitu: (1) pengawasan lingkungan; (2) korelasi antarbagian dalam masyarakat terhadap lingkungannya; (3) sosialisasi; dan (4) hiburan, kemudian menurut Lazarsfeld dan Merton fungsi sosial komunikasi massa adalah: (1) memberikan status; dan (2) memperkokoh norma-norma sosial. Meskipun komunikasi melalui media massa itu fungsional, tetapi dapat berubah menjadi disfungsional. Sedangkan, fungsi terhadap individu ada tujuh: (1) pengawasan atas pencarian informasi; (2) mengembangkan konsep diri; (3) fasilitas dalam hubungan sosial; (4) substitusi dalam hubungan sosial; (5) membantu melegakan emosi; (6) pelarian dari ketegangan dan keterasingan; dan (7) sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi.

Dampak Komunikasi Massa
 
Dampak media massa dapat dilihat dari 2 aspek, yakni dampak yang berkaitan dengan kehadiran media massa secara fisik dan dampak yang berkaitan dengan pesan-pesan yang disebarkan media massa.
Kehadiran media massa sebagai objek fisik mempengaruhi: 1) bidang ekonomi; 2) struktur dan interaksi sosial; 3) jadwal kegiatan sehari-hari; 4) sebagai penyaluran perasaan tertentu, seperti kecewa, marah, bosan dan sebagainya.
Sedangkan pesan-pesan yang disebabkan media massa berpengaruh pada aspek kogaitif, afektif dan konatif. Dampak dari pesan-pesan media massa akan semakin kuat bila ditunjang beberapa kondisi sebagai berikut: 1) exposure (jangkauan pengenaan); 2) kredibilitas informasi; 3) konsonansi; 4) signifikan dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak; 5) menyentuh hal-hal yang bersifat "sensitif"; 6) dalam situasi kritis dan 7) dukungan komunikasi antarpribadi.
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PROSES KOMUNIKASI

Prinsip Dasar Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar  sebagai berikut :

Pengirim Pesan, Penerima Pesan dan Pesan

Semua fungsi manajer melibatkan  proses komunikasi. Proses komunikasi  dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Diagram 1 : Proses Komunikasi

1.      Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

      Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi
b.      Ajakan
c.       Rencana kerja
d.      Pertanyaan dan sebagainya

2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim

6.      Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.
Sumber : Ann Marriner,Tomey, Guide to Nursing  management and Leadership, Mosby year book Inc 1996


Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998


Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995

Tingkat Proses Komunikasi

Menurut Denis McQuail (1987) secara umum kegiatan komunikasi dalam masyarakat dapat berlangsung dalam 6 tingkatan, yaitu
1)      Komunikasi intrapribadi, yaitu proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf.
2)      Komunikasi antar pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain. Corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi. Misalnya: pembicaraan tatap muka di antara dua orang, surat menyurat pribadi, percakapan melalui telepon dll.
3)      Komunikasi dalam kelompok, yaitu kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan yang dikomunikasikan menyangkut kepentingan semua anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misal: ngobrol-ngobrol dalam keluarga antara bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi diantara warga kelompok karang taruna, kegiatan belajar mengajar.
4)      Komunikasi antar kelompok/asosiasi, yaitu kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, atau antara suatu asosiasi dengan asosiasi lainnya. Misalnya: pertemuan antara pengurus Karang Taruna esa A dengan Karang Taruna Desa B, atau pertemuan antara pengurus ISKI dengan ISEI.
5)      Komunikasi organisasi, yaitu kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Contoh: Rapat atau pertemuan antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Sosial termasuk contoh komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi bersifat formal dan mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan komunikasi.
6)      Komunikasi dengan masyarakat luas. Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat secara luas. Ada dua cara, yaitu: 1) komunikasi massa yaitu komunikasi yang dilakukan melalui media massa seperti radio, TV, majalah, surat kabar; 2) langsung tanpa melalui media massa, misalnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi. Proses penyampaian pesan melalui media massa berlangsung cepat dan mampu menjangkau wilayah geografi yang sangat luas (tidak terbatas). Contoh komunikasi massa adalah forum dialog dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Pendidikan Nasional melalui TV.

Tujuan & Hakikat Komunikasi

Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1.     Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2.     Mempengaruhi perilaku seseorang
3.     Mengungkapkan perasaan
4.     Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5.     Berhubungan dengan orang lain
6.     Menyelesaian sebuah masalah
7.     Mencapai sebuah tujuan
8.     Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9.     Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
Sumber : Ann Marriner,Tomey, Guide to Nursing  management and Leadership, Mosby year book Inc 1996
Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998
Roger. B. Ellis Robert,J Gates and Neil kenwarthy, Interpersonal communication in Nursing Theory and Practice, Churcill Livingstone, 1995
Hakikat Komunikasi
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. (Effendy, 2002, p. 28)
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa merupakan keyakinan, kepastianm keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter Lippman dinamakan picture in our head dan oleh Walter Hagemann disebut Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan ialah bagaimana caranya agar “gambaran dalam benak” dan “isi kesadaran” pada komunikator itu dapat dimengerti, diterima, dan bahkan dilakukan oleh komunikan. (Effendy, 2005, p. 11)
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (comunicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. (Effendy, 2002, p. 28).
Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi sebagai who says what in which channel to whom with what effect. Gambaran ini sering diterapkan dalam komunikasi massa, dimana mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi in (which channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. (Mulyana, 2004, p. 137)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOMUNIKASI NON-VERBAL

Definisi dan Batasan Umum Komunikasi Non-Verbal
 
Komunikasi non-verbal adalah pesan-pesan yang diekspresikan dengan sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan-gerakan, tindakan, perilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari penggunaan kata-kata dalam bahasa atau komunikasi verbal. Komunikasi non-verbal adalah sangat penting di dalam proses komunikasi manusia. Komunikasi non-verbal akan membantu terbentuknya makna pesan komunikasi secara efektif. Komunikasi non-verbal lebih penting dalam proses komunikasi tatap muka dan hubungan antarpribadi.

Perbedaan Komunikasi Verbal dan Non-Verbal
 
Komunikasi verbal dan non-verbal dapat dibedakan ke dalam empat cara, yaitu dilihat dari:
  1. maksud dan tujuan pesan;
  2. perbedaan simbolik pesan;
  3. mekanisme proses pesan di dalam otak; dan
  4. komunikasi non-verbal sebagai suatu bentuk perilaku.
Jenis Komunikasi Non-Verbal dan Fungsinya
 
Jenis-jenis komunikasi non-verbal sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 5 jenis, yaitu: komunikasi ruang; diam, paralanguage, dan komunikasi temporal atau waktu.
Komunikasi non-verbal mempunyai fungsi melengkapi komunikasi verbal dan enam fungsi: repetisi (pengulangan), kontradiksi (berlawanan), substitusi (pengganti), komplemen (pelengkap), regulasi (pengatur), dan aksentuasi (penekanan).
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOMUNIKASI ANTAR-PRIBADI

Definisi Komunikasi Antar-Pribadi
 
Ada tiga perspektif yang dapat digunakan untuk menjelaskan definisi komunikasi antarpribadi, yaitu:
  1. Perspektif komponensial, yaitu definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari komponen-komponennya. Komunikasi antarpribadi dalam definisi ini diartikan sebagai proses mengirim dan menerima pesan-pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang, dengan berbagai umpan balik dan efek.
  2. Pespektif pengembangan, yaitu definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari proses pengembangannya. Komunikasi dalam definisi ini dianggap sebagai proses yang berkembang, yakni dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi hubungan interpersonal. Suatu proses komunikasi dikatakan besifat interpersonal bila berdasarkan pada a) data psikologis, b) pengetahuan yang dimiliki dan c) aturan-aturan yang ditentukan sendiri oleh para pelaku komunikasi.
  3. Perspektif relasional, yaitu definisi komunikasi antarpribadi yang dilihat dari hubungan di antara dua orang.
Tujuan Komunikasi Antar-Pribadi
 
Komunikasi antarpribadi bertujuan untuk:
  1. mengenal diri sendiri dan orang lain,
  2. mengetahui dunia luar,
  3. menciptakan dan memelihara hubungan yang bermakna,
  4. mengubah sikap dan perilaku orang lain,
  5. bermain dan mencari hiburan, dan
  6. membantu orang lain.
Tujuan-tujuan tersebut dapat dikategorikan dalam 2 perspektif:
  1. tujuan yang dilihat sebagai motivasi atau alasan mengapa seseorang terlibat dalam komunikasi antarpribadi, dan
     2.  tujuan-tujuan yang dilihat sebagai hasil atau dari komunikasi antarpribadi.


Komunikasi Antar-Pribadi sebagai Proses Transaksional
 
Komunikasi bersifat transaksional karena menuntut adanya tindakan saling memberi dan menerima di antara orang yang terlibat komunikasi. Bila komunikasi adalah transaksional, artinya:
  1. komunikasi merupakan proses yang dinamis
  2. unsur-unsumya saling berkaitan dan tergantung satu sama lain
  3. para partisipan yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi bertindak dan sekaligus memberi reaksi.
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi memiliki beberapa prinsip umum, yaitu:
  1. komunikasi tidak terelakkan
  2. komunikasi tidak dapat diubah
  3. komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan
  4. komunikasi merupakan proses penyesuaian diri
  5. komunikasi dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan komplementer
Efektivitas Komunikasi Antar-Pribadi
 
Efektivitas komunikasi antarpribadi dapat dilihat dari 2 perspektif:
  1. Perspektif Humanistik, yang menuntut adanya:
  1. Keterbukaan
    Artinya kita harus mau membuka diri pada orang lain, memberikan reaksi-reaksi pada orang lain dengan spontan dan tanpa dalih perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran yang dimiliki kita.
  2. Empati
    Kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain.
  3. Perilaku suportif
    Ditandai dengan sifat deskripsi, spontanitas dan provisionalisme yang mendorong perilaku suportif.
  4. Perilaku positif
    Adalah ekspresi sikap-sikap positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi;
  5. Kesamaan
    Kesamaan di sini meliputi 2 hal: 1) kesamaan dalam bidang pengalaman seperti: nilai, sikap, perilaku, pengalaman, dan sebagainya, 2) kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
  1. Perspektif Pragmatis, yang menuntut adanya:
  1. Sikap yakin
    Tidak mempunyai perasaan malu dan gelisah dalam menghadapi orang lain, tetapi mempunyai rasa percaya diri yang besar dan bersikap luwes dalam berbagai situasi komunikasi.
  2. Kebersamaan
    Sifat ini ditandai dengan adanya hubungan dan rasa kebersamaan dengan mempertimbangkan perasaan dan kepentingan orang lain.
  3. Manajemen Interaksi
    Mengontrol dan menjaga interaksi dengan maksud untuk memuaskan kedua belah pihak, yang ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten.
  4. Perilaku ekspresif
    Keterlibatan sunguh-sungguh dalam interaksi dengan orang lain,yang diekspresikan secara verbal dan non-verbal.
Orientasi pada orang lain
Kemampuan seseorang untuk beradaptasi pada orang lain selama interaksi, dengan menunjukkan perhatian, kepentingan dan pendapat orang lain.


Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

INFORMASI, PESAN, DAN MAKNA

Konsep dan Teori Informasi
 
Pandangan mengenai informasi terbagi atas tiga kelompok: 1) pandangan yang melihat informasi sebagai data atau fakta yang dapat diperoleh selama tindakan komunikasi berlangsung, 2) pandangan yang melihat informasi sebagai makna data, dan 3) informasi menurut teori informasi, yang melihat sebagai sesuatu yang dapat mengurangi ketidakpastian.
Menurut teori informasi ketidakpastian (entropy) disebabkan oleh adanya fakta gangguan (noise). Makin banyak noise makin tinggi entropy, dan makin banyak alternatif pilihan untuk mengurangi ketidakpastian. Karena mengandung ketidakpastian itulah maka informasi bersifat memilih. Dalam memilih informasi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengalaman masa lalu, motif, nilai, kebutuhan, dan tujuan. Tapi noise sendiri dapat diatasi antara lain oleh entropy.

Pesan dan Makna: Antara Wadah dan Isi
 
Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan dan atau diterima sewaktu tindak komunikasi berlangsung. Pesan dapat dikirimkan baik melalui bahasa verbal maupun non verbal. Pesan itu kemudian ditafsirkan oleh penerimanya dan menghasilkan makna. Makna pesan inilah yang dapat dikatakan informasi. Makna pesan dapat berbeda dari satu orang ke orang lain disebabkan karena beberapa faktor, misalnya perbedaan latar belakang budaya dan tingkat pengenalan pada pesan tersebut.
Pengertian makna memang rumit. Persoalan makna bukan khas komunikasi. Tapi dari segi komunikasi ada tiga jenis makna, yaiu makna referensi, makna yang menunjukkan arti istilah selama merujuk pada konsep lain, dan makna intensional. Disiplin komunikasi juga mengembangkan teori segi tiga makna. Menurut teori ini, makna itu muncul tatkala sebuah simbol yang mengacu pada objek tertentu mengenai pikiran seseorang. Lebih dari itu pemakaian simbol tertentu berarti mempunyai tujuan tertentu pula.

Masalah Bahasa dan Komunikasi
 
Bahasa merupakan unsur penting dalam komunikasi. Fungsi bahasa dalam komunikasi adalah untuk mengirim pesan. Ada dua jenis bahasa, yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Jika pesan dikirim dengan bahasa verbal sering disebut pesan verbal; sedangkan jika pesan disampaikan dengan bahasa nonverbal disebut pula pesan nonverbal.
Bahasa verbal itu memiliki keterbatasan, yang disebabkan oleh karakteristiknya sendiri. Bahasa itu statis, realitas dinamis. Bahasa terbatas, realitas relatif tak terbatas.
Bahasa abstrak, realitas merupakan sesuatu yang nyata. Di samping itu, keterbatasan bahasa disebabkan juga oleh pema-kaiannya. Dalam memakai bahasa, seseorang cenderung melakukan abstraksi yang kaku, identifikasi yang tidak layak, penilaian dengan hanya memakai dua nilai, dan mengacaukan dengan dua rujukan. 
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Pengertian dan Fungsi Model
 
Model adalah representasi simbolik dari suatu benda, proses, sistem, atau gagasan. Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis, verbal, atau matematikal. Perbedaan pokok antara teori dan model adalah: teori merupakan penjelasan, sementara model hanya merupakan representasi, Fungsi model ada empat (4): mengorganisasikan, membantu menjelaskan, heuristik dan memprediksi.
Secara umum, model-model komunikasi dapat dibagi dalam lima kelompok. Kelompok pertama, disebut sebagai model-model dasar. Kelompok kedua menyangkut pengaruh personal, penyebaran dan dampak komunikasi masa terhadap perorangan. Kelompok ketiga meliputi model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan dan masyarakat. Kelompok keempat berisikan model-model yang memusatkan perhatian pada khalayak. Kelompok kelima mencakup model-model komunikasi tentang sistem, produksi, seleksi dan alur media massa.

Model Dasar Komunikasi

Model-model dasar komunikasi yang dibahas dalam materi Kegiatan Belajar 2 ini, masing-masing memberikan gambaran mengenai jalannya proses komunikasi. Barnlund, melalui modelnya menjelaskan tentang pentingnya isyarat-isyarat pribadi dan isyarat-isyarat publik dalam proses komunikasi intrapribadi dan komunikasi antarpribadi. Model komunikasi dari Lasswell menyangkut lima pertanyaan sederhana yaitu: siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan dengan akibat apa. Model komunikasi yang dibuat Gerbner hampir sama bentuknya dengan model Lasswell. Tapi prosesnya lebih kompleks karena melibatkan sebelas (11) elemen komunikasi.
Model komunikasi dari Riley dan Riley lebih bersifat sosiologis. Menurut mereka, aksi dan reaksi para pelaku komunikasi tidak hanya ditentukan oleh dirinya sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya (faktor lingkungan). Faktor-faktor tersebut terutama yang berkaitan dengan pengaruh kelompok primer dan kelompok-kelompok lainnya yang menjadi rujukan. Sementara itu, menurut Newcomb, komunikasi antara dua orang mempunyai dua bentuk: seimbang dan tidak seimbang. Situasi seimbang terjadi apabila kedua orang tersebut mempunyai sikap atau selera yang sama terhadap objek yang dikomunikasikan. Situasi tidak seimbang terjadi apabila terdapat perbedaan sikap di antara kedua orang tersebut.
Model komunikasi yang dikemukakan oleh Shannon & Weaver hampir sama dengan model komunikasi yang dibuat oleh DeFleur. Kedua model tersebut menggambarkan jalannya proses komunikasi yang melibatkan komponen-komponen: sumber, pesan, saluran, penerima, tujuan, umpan-balik dan gangguan.
Model-Model Pengaruh Komunikasi

Empat model komunikasi yang dibahas dalam bagian ini memberikan gambaran tentang pengaruh penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak. Menurut model S-R, dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus tertentu yang diterimanya. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus.
Model komunikasi dari Comstock secara khusus menggambarkan pengaruh TV terhadap tingkah laku penontonnya. Diasumsikan bahwa, TV dapat disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat menimbulkan konsekuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku seseorang.
Model komunikasi dua tahap yang dikemukakan Katz dan Lazarsfeld, memberikan gambaran tentang proses pengaruh media massa terhadap khalayak tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui perantara yakni para pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan demikian prosesnya mencakup dua tahap. Tahap pertama, dari media massa ke pemuka pendapat. Tahap kedua, dari pemuka pendapat ke orang-orang sekitarnya yang menjadi para pengikutnya.
Model spiral keheningan yang dikemukakan Noelle-Neumann, juga menggambarkan tentang pengaruh media massa. Diasumsikan bahwa semakin dominan pendapat mayoritas dikemukakan dalam media massa, semakin menghilang atau hening suara-suara pendapat yang menentang.
Sumber : Buku Sasa Djuarsa Sendjaja

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS